Senin, 17 Oktober 2011

DOA KECIL WINDI

Tak terasa sudah 1 thn windi bekerja di Restoran padang sebagai pelayan. Windi terpaksa melakoni pekerjaan itu, karena kebutuhan biaya hidupnya di Kota Medan sebagai Mahasiswa di Fak. Ekonomi di Universitas Swasta yang terkenal dikota itu.

Windi harus membiayai kuliah dan kehidupannya sebagai anak kost di kota Medan. Pagi hingga sore windi bekerja di restoran itu dan Sorenya hingga malam windi melanjutkan  kuliah. Windi hanyalah seorang anak tunggal dari seorang guru honor yang ibunya membuka warung kopi di kampungnya.

Bermodal semangat dan cita-cita yg telah di tertanam dihatinya yg ingin merubah nasib keluarga dengan didukung doa oleh kedua orang tuanya ia melangkahkan kakinya tuk mengambil S1 Fak. Ekonomi.

Jam 09.00 pagi Windi sudah harus bekerja direstoran itu. Dari menyapu mengepel hingga melayani pelanggan menjadi tugasnya dan tak pernah ada kata menyerah dan mengeluh keluar dari mulutnya. Semua teman kerja Windi merasa kagum dgn semangat dan keuletannya.

Siang itu cuaca begitu gerahnya, sepasang kekasih memasuki restoran dgn mesranya. Mereka  bercanda dan sesekali merangkul pasangannya dgn mesra.

“ Duh...betapa serasinya mereka, Prianya tampan dan wanitanya cantik dan anggun “ puji Windi dalam hati.

“ Andai ku menjadi wanita nya, alangkah beruntungnya diriku, mempunyai pacar seperti dia, tampan , lembut dan sangat perhatian dengan pacarnya" hayal windi.

“ Woi....., melamun ya”  suara Rika  teman kerja  windi, yg mengejutkannya.
“ Melamun..apaan, sih Win..., 'ntar lekas ubanan kau nanti “ canda Rika.
“ Tuh.....meja no 6 dari tadi udah nunggu pesanan, sana antar jgn bengong gitu       entar Uda Dasman marah lagi dgn kita “ Rika mengigatkan Windi.

“ Ya....Rik, jgn cerewet ah, bikin aku teringat  aja dengan emak di kampung , sama percis dengan mu , ha....ha..ha...” canda  Windi  pada Rika.

Windi bergegas mengambil makanan yg telah dipesan oleh kedua pasangan mesra tsb di meja no 6. Satu persatu lauk dan hidangan yg mereka pesan, windi susun di meja mereka, dan sesekali dia melirik cowok yg diam-diam dikaguminya itu.

“ Duh...senyumannya, semakin menambah ketampanannya “ bathin Windi.
“ Ya...Tuhan, kapankah ku mempunyai pacar sepertinya “  doa kecil Windi.
“ Hei....mbak, kalau kerja yang benar ya” suara wanita itu mengejutkan Windi.
“ Ada apa ya mbak” jawab Windi penasaran.

“ Kamu ..ingin membuat bibir saya sumbing ya, masa gelas sompel ini kamu hidangkan ke saya “ ketus wanita itu dengan suara yang mengundang semua mata  menatap Windi.

“ Rina....., udah Rin,  jgn kasar gitu ngomongnya, ngak enak di dengar mereka “ Cowok tsb menenangkan pacarnya.

Untunglah semua itu bisa  diatasi Windi dengan tenang tanpa menimbulkan kepanikan dan emosi windi,  yg dikenal penyabar dan santun itu.

Waktu berjalan terus tanpa terasa dan  Windi harus mencari perusahaan untuk tempat Risetnya guna penelitian untuk bahan Skripsinya. Windi mulai mengontak teman seniornya yang telah memberikan janji utk bisa riset di perusahaan tempat dia bekerja.
Berbagai kemudahan yang Windi dapat untuk memperoleh data yg dia butuhkan di PT. Andomeda anak perusahaan dari Alfa Tran Group Perusahaan Multinasional papan atas tsb, berkat bantuan Krista teman seniornya di Kampus.

“ Windi....besok pagi jangan lupa, jumpai kakak ya” Krista menelpon Windi.
“ Ada apa kak...?  tanya Windi.
“ Besok maneger cabang kita ingin menjelaskan semua data yang kamu minta itu “ jelas Krista senior Windi di Kampus dulu.

Tepat Jam 09.00 pagi, Windi mengetuk Ruang Maneger tsb.
“ Permisi pak .....,windi mengetuk pintu Pak Bimo  Maneger cabang .
“ Masuk.....” Jawab pak maneger.

“ Pagi...pak, saya disuruh kak Krista bagian Accounting  menemui bapak pagi ini” dgn sopannya windi menyapa.

“Lho....., wajah dan senyuman ini sepertinya aku kenal, tapi dimana ya ? “  terkejutnya bathin Windi

“ Lho...ternyata kamu ya, kamu pelayan Restoran Padang itu kan ?!. “ tanya pak Bimo heran mendahului Windi yang masih bengong.

“ Ternyata kamu Mahasiswa....., jadi gimana dengan kerjanya di Restoran itu “ lanjut pak Bimo.

“ Ya...ampun, ternyata bapak ini pelanggan ku dulu yg pacarnya pernah ngomelin aku dgn gelas sompel dulu “ bisik bathin Windi yg dari tadi salah tingkah.

Dengan jantung yang berdegup kencang dan  sekucur badan yang  mulai meriang terserang demam tanpa sebab, dengan sedikit pede windi menatap pak Bimo.

“ Ya...pak, saya pelayan di Restoran itu,  pagi sampai sore saya kerja di Restoran itu dan sorenya hingga malam saya kuliah, dan sekarang saya cuti kerja pak tuk merampungkan riset saya ini “ jelas Windi.

“ Hmmmm......, ternyata kamu ulet ya” puji pak Bimo
“ Ah....biasa aja pak, demi masa depan” jawab windi tersipu

 Windi berusaha menguasai dirinya yg salah tingkah, dan hampir tak konsen mendengar penjelasan pak Bimo yang tahap demi tahap menerangkan data yang diminta Windi. Dalam hatinya terus berkecamuk ketidak percayaan akan pertemuannya dengan pak Bimo yang dulu dikaguminya. Sesekali windi menatap kekagumannya pada Pak Bimo, dengan usia yang masih muda sudah dipercaya memimpin perusahaan Andomeda


Selama 2 minggu Windi riset di perusahaan itu , windi semakin akrab dengan pak Bimo Maneger perusahaan itu. Tanpa disadari Windi ...., pak Bimo mulai memperhatikan kerja windi dgn ketelitian windi dalam menganalisa data penjualan dan persediaan perusahaan tsb.

“ Windi.....saya punya usul buat kamu” tawaran pak Bimo.
“ Usulan apa ya pak ? ” penasaran windi.

“Setelah skripsi kamu nanti selesai,  coba kamu masukkan lamaran di PT. Surya Kencana yang kebetulan Manegernya adalah teman Kuliah saya dulu, nanti saya bantu agar kamu bisa bekerja disana “ tawaran pak Bimo kepada Windi.

“ Duh..pak,  saya sangat berterima kasih sekali dengan tawaran bapak itu, tapi apa saya  pantas menjadi karyawan di perusahaan itu “ jawab randah hati Windi.
" Saya nilai kamu sangat pantas, dan saya yakin PT. Surya Kencana membutuhkan orang yang seperti kamu " tegas pak Bimo.

Setelah menyelesaikan Skripsinya, Windi memang benar2 diterima di Perusahaan PT. Surya Kencana sebagai asisten Acounting berkat rekomendasi pak Bimo. Dengan gaji 3x lebih besar dari gaji sewaktu dia bekerja di Restoran Padang.

“ Alhamdulillah ya...Allah, kau berikan daku kemudahan dan kelapangan semua urusan ku hingga ku bisa memenuhi kebutuhanku dan membantu orang tuaku . Tapi  ya Allah....berikan juga aku kemudahan dalam menemukan jodoh yang bisa mengerti aku dan menyayangi aku serta kedua orang tuaku. Aku sangat ingin seperti mereka yg telah mempunyai pasangan dan yg selalu mereka banggakan.” Rintih windi dalam sholat malamnya.

Genap sudah lima tahun Windi meyelesaikan kuliahnya, dengan penuh haru kedua orang tua windi menghadiri acara wisuda anaknya.

“ Yah....aku begitu bahagia dan bangga melihat windi dgn pakaian toganya yg sulit aku gambarkan dgn kata-kata” bisik ibunya windi kepada ayah windi dengan mata berkaca-kaca.

“ Ayah ..juga bu, dia sama persis seperti ibu, ulet dan pantang menyerah. Ayah  ...ngak nyangka kita berhasil menguliahkannya sampai tamat S1” begitu harunya Ayah windi.

“ Kawan-kawan ngajar di sekolah sering mencomohkan ayah, dan meragukan windi bisa tamat kuliahnya, tapi berkat keuletan Windi dan usahanya dia berhasil ya bu” puji Ayah windi.

“ Berkat  ayah  juga kan, kan ayah yg terus menyemangatinya, meyakinkannya dan terus mendoakannya hingga dia berhasil mendapat kerjaan dan gelar sarjananya “ puji ibu windi ke ayah windi.

“ Tapi...coba lihat yah, ada yang kurang dengan Windi “ sela ibu Windi.
“ Apanya yang kurang bu....?! “ tanya heran ayah windi.

“ Coba aja...ayah lihat, kawan-kawan dekat Windi itu, semua membawa pasangan di wisudanya ini , tapi kok windi ngak bawa ya, apa anak kita belum punya pacar ya... yah “ tanya ibu Windi.

“ Eh ...alah ibu ini, pikir tadi apa...., yg namanya jodoh itu urusan Tuhan bu, bila emang udah ada jodohnya besok atau lusa pasti datang dengan sendirinya” jawab ayah windi.
“ Contohnya kita berdua, ibu sebelum nikah dengan ayah, kan udah dijodohkan dengan juragan bebek yang pesek itu , tapi yg terjadi.... ibu nikahnya dengan ayah yg pegawai honor yg gajinya cuma bisa beli pentil sepeda, begitukan kata bapak ibu dulu bandingkan ayah dengan juragan bebek air yg sekarang bininya udah lima “ ejek ayah windi

“ ihhhhh .....ayah, yg lama diungkit-ungkit “ jawab ibu Windi sambil menyubit pinggang Ayah Windi.
" Bukan mau ngungkit masa lalu kita, tapi ayah mau menjelaskan misteri jodoh pada ibu", jelas ayah windi.
" Jadi..biarkan windi yg mencari sendiri siapa yg berkenan dihatinya," tambah ayah windi.
'Ibu tau....! anak kita udah dilirik ama pak Ayub kepala sekolah ayah," terang ayah windi.
" Lalu ...ayah setuju..?! gimana anaknya pak....", penasaran ibu windi.
" Gimana ayah mau setuju bu, pak Ayub itu punya istri simpanan di Medan ini", jelas ayah windi.
"Klau itu...ibu juga ngak setuju pak, biasanya anak juga ngak jauh beda dgn ayahnya ", sambut ibu windi.


 Tiga  tahun berlalu, windi kini sudah menjadi wanita karir yg hari-hari nya terus bergulat dengan angka-angka laporan  keuangan dari semua anak perusahaan. Windi kini di tarik di kantor pusat sebagai Maneger keuangan. Windi juga tidak menduga akan jabatan barunya ini, apa karena keberuntungan atau karena prestasi. Windi merasa prestasinya biasa2 saja tapi kenapa bisa ya, begitu dibenaknya disaat dia menerima panggilan ke pusat dalam promosi jabatannya.

Jabatan baru Windi sudah pasti menimbulkan iri para wanita yg lebih senior apa lagi maneger cabang PT. Andomeda pak Bimo selalu memuji-muji Windi dalam meeting mingguannya. Banyak isu yang beredar kalau pak Bimo mulai naksir dengan Windi, apalagi  setelah pak Bimo  putus dengan pacarnya yg terkenal suka ngatur dan banyak tuntutan itu. Dan anehnya banyak yang setuju bila pak Bimo jadian dengan Windi, tapi banyak juga yg tidak setuju karena iri. Windi tidak pernah menangapi isu yg berkembang tentang dirinya dengan pak Bimo. Sebab windi di Jakarta dan pak Bimo di Medan.

Malam itu Hp windi berbunyi, dan ternyata windi di telepon oleh pak Aldi si pemilik Perusahan tempat Windi mengabdikan diri. Windi sangat terkejut dan bertanya-tanya dalam hati ada apa dia disuruh datang minggu besok kerumah beliau. Selama 6 bulan windi bekerja dikantor induk Jakarta , belum pernah dia bertemu dan bertatap muka dgn Pak Aldi sang Pemilik perusahan Alfa Trans Group.

Jam Delapan Minggu malam, windi datang kerumah big bos dengan jantung berdebar dan tanda tanya besar. Ternyata Windi diundang makan malam bersama dengan semua maneger cabang , termasuk pak Bimo maneger PT. Andomeda tempat windi riset dahulu.
Windi sedikitpun tidak curiga malam itu, kalau malam itu Pak Aldi mau menjodohkan anaknya dengan seseorang yg hadir dalam undangan itu. Memang ada 5 gadis dalam undangan itu termasuk Windi.

“ Siapa ya....gadis itu, wah...betapa beruntungnya gadis itu, bila mendapatkan anak pak Aldi yg dermawan dan konglomerat itu, tapi anak Pak Aldi yang mana ya, yang mau dijodohkan itu, selama aku kerja diperusahaan ini aku belum pernah tau anak Pak Aldi, apa yg kuliah di Jerman itu ya “ berbagai pertanyaan bergayut di benak Windi. Selama bekerja diperusahaan itu , sedikitpun windi  tidak mau tau ttg keluarga yg punya perusahaan tsb. Windi hanya konsen dgn tugas yg telah diamanahkan kepadanya untuk diselesaikan dengan waktu yg tepat dan data yang akurat.

“ Nak...windi, coba kemari , saya ingin mengenalkan nak windi dengan Presdir baru kita tuk menggantikan pak Rahmat yg akan pensiun Agustus depan” pinta pak Aldi yg punya perusahaan.

Tidak berapa lama keluar seraut wajah yg sudah lama windi kenal dan pernah windi kagumi. Ternyata anak pak Aldi yg mau dijodohkan dan calon Presiden direktur itu adalah pak Bimo yg pernah makan di restoran padang tempat windi bekerja sambilan sewaktu kuliah dulu, dan juga meneger cabang PT. Andomeda dan yg telah merekomendasikan windi kerja di PT. Surya Kencana yg juga anak perusahaan Alfa Trans group.

“ Nak...windi, atas permintaan anak bungsu saya ini, maukah nak windi menerima pinangan anak saya Bimo” tanya ayah bimo pak Aldi.

Bagai disambar Gledek di siang bolong, hampir tak percaya, windi ingin dijodohkan dgn Pak Bimo org yg pernah dikaguminya. Serasa tak percaya, dia mencubit pahanya .

“ Aduh....,ternyata aku tak bermimpi,” jerit hati Windi.
“ Nak windi ngak perlu menjawab sekarang, kami tahu ngak gampang mengambil keputusan terburu-buru, ya kan nak Windi” tanya pak Aldi

“ Ya...pak, beri saya waktu dalam tiga hari ini, dan bertanya dgn orang tua saya, pak” jawab Windi.

“ Walau sebenarnya, ngak usah di Jodohkan pun Windi juga mau pak, saya udah lama mengagumi anak bapak, jauh sebelum saya bekerja diperusahaan ini” bisik hati Windi.

Semua undangan malam itu memberi selamat kepada Windi yg kelihatan bengong dan terbata-bata mengucapkan terima kasih. Sesekali dia melirik pak Bimo, dengan senyuman tersipu malu.

Akhirnya waktu itu datang juga , pernikahan Windi dan pak Bimo dilangsungkan di hotel mewah di Kota Medan. Windi mengundang semua teman kuliah, teman kerja di Restoran Padang dulu dan semua teman main kecil windi. Pernikahan tesebut begitu mewah dan diliput oleh para wartawan  dari berbagai media cetak dan elektonik Nasional. Karena ini adalah pernikahan langka pernikahan bagai cerita dongeng Cinderella abad 21. Bagaimana tidak, windi yg anak dusun yg belatar belakang ekonomi lemah, bisa menikahi putra milyuner Nasional yg mempunyai banyak perusahaan tidak hanya nasional bahkan internasional.

Banyak bisikan dan omongan miring tentang windi dipesta itu. Ada yang mengatakan windi pakai pelet, pakai susuk sampai ada yang mengatakan windi dimanfaatkan oleh pak Aldi orang tua Pak Bimo untuk kemajuan Bisnis nya. Aneh memang, sudah sifatnya manusia selalu susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah.

“ Ya.....Allah, sujud syukurku pada mu atas doa-doaku yang telah engkau ijabahkan, terima kasih ya... Allah “ bathin windi berbisik degan mata berkaca-kaca meluapkan haru hatinya.

“ Yah...coba lihat windi , anggun tenan anak kita dengan pakaian pengantinya “ sela ibu windi diantara para tamu yang menyalami mereka.

Wajah ayah dan ibu windi begitu bahagia, terpancar dari senyuman dan binar mata mereka menatap para tamu undangan.

“ Allhamdulillah ya bu, tugas kita sudah selesai sebagai orang tua, bila aku dipanggil aku udah siap bu, aku bahagia melihat anak kita satu-satunya bisa bahagia. “ luapan hati ayah windi.
“Apa an sih ayah ini, kok minta dipanggil segala, apa ngak kepingin menimang cucu nantinya !“ ketus ibu windi.

“eee ...yalah, lali aku bu, kucabut lagi permintaanku tadi, ya Allah, beri kesempatan aku tuk menimang cucuku dan kalau bisa aku juga pingin lihat cucuku nanti menikahi putra Presiden RI “ doa ayah windi yang mulai ngawur.

 Dan Rika teman windi semasa di Restoran Padang dulu berbisik dengan windi disaat menyalami kedua mempelai.

“ Windi....bila suamimu ada sepupu atau keluarga yang lajang, tolong jodohin ke aku ya...., aku juga pengen menjadi anggota keluarga Konglomerat dan aku dah bosan jadi melarat yang kerjanya cuma nyajikan makanan  terus di Restoran uda Dasman, ada ngak windi.....? “ bisik Rika ke telinga Windi.

“ Ada Rika..., kamu mau ..., dia  lebih tampan dari suamiku, tapi kamu harus sabar nunggu nya “ jawab Rika.

“ Emang dia  Kuliah diluar Negeri ya “ tanya rika penasaran.
“ Enggak ....., sekolahnya di Bandung, masih kelas 2 SD dan belum sunat , dia ponakan suami ku, mau ngaaak “ canda windi dgn Rika.

“ Ah...elo Win, masa anak SD yg kau jodohin ke aku kenapa ngak anak kau aja nantinya, ....ha....ha..ha “ tawa Rika.

Ha.....ha.....ha....ha mereka berdua tertawa bahagia di hari pernikahan Windi Subandiro .







Tidak ada komentar:

Posting Komentar