Minggu, 20 November 2011

CINTAKU MEMBAWAKU KE RUMAH SAKIT JIWA

Berawal  dari persahabatan,   Iyok  dan Mira  menjalin hubungan sebagai mana orang pacaran.
Mereka tumbuh di desa yang sama dengan status yang sama , sama- sama sudah putus sekolah,  Iyok hanya berijzah SD dan Mira hanya tamat Tsanawiyah sederajat  SMP.


Hari – hari , mereka lalui dengan penuh canda, tawa dan penuh kemesraan  dan  selalu berdua. Hingga orang kampung sudah melihat mereka pasangan yang sudah tak dapat dipisahkan.
Hubungan mereka telah mereka jalin selama 4 tahun. Hingga suatu hari Iyok berterus terang ingin meminang Mira. Dan Mira menyetujui usulan Iyok. Karena memang usia mereka yang sudah pantas untuk menikah Iyok berumur 25 thn dan Mira 24 Tahun


Dengan semangat cinta didada  Iyok mengutarakan maksud hatinya dengan orang tuanya. Dan Alhamdulillah orang tua Iyok tak keberatan tuk meminang Minah.
Kedua orang tua Iyok bertamu kerumah Mira  dengan maksud ingin meminang Mira.
Ternyata kedatangan Orang Tua Iyok dengan maksud melamar , ditolak oleh orang tua Mira. Dengan alasan Iyok yang belum mempunyai  pekerjaan tetap dan masih menganggur.  Orang tua Mira mengharap Iyok punya pekerjaan dulu baru bisa melamar anaknya.


Ternyata penolakan Orang tua Mira membuat mental Iyok terpukul, 2 bulan setelah penolakan tsb, Iyok  mulai terlihat menyendiri dan mulai marah-marah tanpa sebab dan sangat gampang tersingung tanpa sebab. Sampai-sampai ibunya sendiri pernah mau di cekek olehnya.


Melihat perkembangan mental  Iyok, orang tuanya membawa iyok berobat ke Dukun di kampung sebelah. Tiga bulan pengobatan dengan sang Dukun , mulai terlihat perubahan perbaikan mental Iyok.
Sebulan kesembuhan, teman sekampung Iyok mengajak merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Karena rasa cinta dan sayangnya dengan Mira belum pupus, Iyok nekat ke Jakarta  berbekal ijazah SD.


Setahun di Jakarta Iyok hanya bisa mendapat pekerjaan sebagai buruh bangunan, dengan gaji mingguan. Iyok sangat bersemangat bekerja karena ambisinya yang ingin mengumpulkan uang untuk meminang Mira di kampung. Tapi apa kenyataan yang di hadapi Iyok tak sesuai impiannya.
Kehidupan di Jakarta tak bisa membuat Iyok mengumpulkan uang. Upah buruhnya hanya sanggup untuk makan hariannya. Itupun kadang ngutang di warteg langganannya.


Keadaan ini membuat Iyok semakin tertekan dan kembali  mengalami  depresi. Iyok sering terlihat  ngomong sendiri, kadang  Iyok sering tersenyum dan tertawa sendiri. Dan bekerja tidak segiat hari-hari biasanya. Rekan sekerjanya mulai curiga dengan gejala aneh Iyok. Sebelum semakin parah. Rekan kerjanya berinisiatif menelepon orang tua  Iyok di kampung dan menceritakan keadaan Iyok di Jakarta.
Dan Iyok pun di Jemput oleh orang tuanya dan kembali pulang kampung . Dan kembali lagi dibawa kedukun untuk berobat.  Dan memang terlihat hasilnya, Iyok kelihatan tenang tapi masih tetap suka menyendiri.


Setahun kemudian, Iyok tanpa sengaja bertemu dengan pacar lamanya Mira di pasar tradisional. Dan dengan penuh harapan Iyok mengharap agar Mira kembali dengannya.  Tapi sayang,  Mira sudah bertunangan dan sudah pasti permintaan itu di tolak Mira dengan tegas.


Alhasil ini semakin memicu  depresi Iyok kembali ,  Iyok semakin sering mengoceh tak karuan, marah tanpa sebab dan sering menutup telinganya dengan alasan suara Mira dan suara lain sering bergaung di telinganya. Dan  sering terlihat  oleh orang kampung , Iyok  sering berbicara dengan pohon dan binatang.


Melihat ke jiwaan Iyok, orang tua Iyok membawanya ke  RSJ atas anjuran tetangganya . Untuk di Cek kejiwaannya. Hingga kini Iyok jadi penghuni tetap Rumah Sakit Jiwa Medan  dan selalu jadi pengawasan Dr. Susiati yang simpati dengan kisah Iyok. ( Kisah nyata dari Pengakuan Seorang Pasien RSJ )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar