Senin, 09 Januari 2012

Bahkan, Masturbasi Lebih Sehat daripada Sikat Gigi

istilah masturbasi atau onani mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Ya, ini merupakan salah satu aktivitas perangsangan seksual yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual.

Masturbasi merupakan bagian dari kehidupan seks yang sehat. Ini benar-benar aman dan tidak berbahaya. Bahkan, lebih sehat daripada Anda menyikat gigi setiap hari.
-- Gloria Brame
Pro dan kontra terkait aktivitas ini pun masih tetap ada di masyarakat. Ada yang mengatakan tidak sehat dan berbahaya, ada pula mengatakan sebaliknya.
Namun, para ahli medis sejauh ini berkesimpulan, bahwa masturbasi sebagai kegiatan alami dan tidak berbahaya. Akan tetapi, baru menjadi masalah bila dilakukan secara berlebihan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari.
"Masturbasi merupakan bagian dari kehidupan seks yang sehat. Kegiatan ini benar-benar aman dan tidak berbahaya. Bahkan, ini lebih sehat daripada Anda menyikat gigi setiap hari," kata Gloria Brame, Ph.D., seorang ahli seksolog klinis.
Berikut adalah lima alasan yang menunjukkan, bahwa masturbasi atau onani juga memiliki sisi positif untuk kesehatan Anda, seperti dikutip MensHealth:
1. Mencegah kanker
Sebuah studi pada 2003 di Australia menemukan, bahwa pria yang mengalami ejakulasi lebih dari lima kali setiap minggu, sepertiga lebih kecil kemungkinannya untuk menderita kanker prostat.
2. Membuat Anda lebih "keras"
Semakin bertambah usia, maka secara alamiah kekuatan otot Anda akan menghilang. Seks teratur atau masturbasi akan melatih otot dasar panggul, sehingga mencegah disfungsi ereksi dan inkontinensia.
"Ini akan membuat Anda lebih terlihat gagah," kata Brame.
Sebagai anjuran, lakukan hubungan seks atau masturbasi 3-5 kali seminggu untuk mendapatkan hasil maksimal.
3. Bertahan lebih lama
"Masturbasi satu jam sebelum melakukan hubungan seks akan memberikan Anda kontrol lebih," kata Brame.
Sementara itu, Ava Cadell, Ph.D, pendiri dari loveologyuniversity.com mengatakan, masturbasi atau onani bisa menjadi ajang untuk seseorang melatih diri agar bisa bertahan lebih lama untuk sampai pada orgasme.
4. Meningkatkan kekebalan
"Ejakulasi dapat membantu meningkatkan kadar hormon kortisol," kata Jennifer Landa, MD, seorang spesialis terapi hormon.
Landa menjelaskan, hormon kortisol yang biasanya mendapat cap buruk sebagai hormon stres, sebenarnya dapat membantu mengatur dan menjaga kekebalan tubuh dalam dosis kecil.
"Masturbasi dapat memproduksi suasana yang baik untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh," katanya.
5. Meningkatkan suasana hati (mood)
Aktivitas masturbasi akan membantu melepas zat kimia saraf seperti dopamin dan oksitosin yang membangkitkan semangat, meningkatkan kepuasan, dan mengaktifkan sirkuit pada otak.
"Orgasme merupakan suatu obat yang membantu meningkatkan dopamin. Hasil scan otak pada orang yang sedang mengalami orgasme memperlihatkan orang tersebut seperti pecandu heroin," kata Brame.

6 Alarm Tubuh Anda Perlu Tidur

Tidur sama pentingnya seperti makanan untuk kelangsungan hidup. Akan tetapi, yang lebih sering terjadi kita mengorbankan waktu tidur demi menyelesaikan pekerjaan atau bermain daripada melewati waktu makan.
Menurut Dr Mary Susan Esther, Presiden American Academy of Sleep Medicine, kekurangan tidur yang kronik (berlangsung lebih dari tiga minggu) akan berdampak pada kesehatan. Bukan hanya kelelahan dan kurang konsentrasi, tetapi juga tekanan darah tinggi, depresi, gangguan hormon, menurunnya sistem imun, serta gangguan memori.
Jadi, sudahkah Anda memiliki durasi dan kualitas tidur yang baik? Coba cek apakah Anda memiliki tanda-tanda kekurangan tidur berikut ini:
1. Tidak lapar saat makan siang
Kurang tidur akan membuat tubuh secara konstan ingin selalu makan atau justru merasa perut selalu kenyang. Hal ini terjadi karena kurang tidur mengganggu jam biologis yang berpengaruh pada rasa lapar dan kenyang. Ini sebabnya mengapa ada orang-orang yang jadi gemuk atau kurus selama periode kurang tidur.
2. Kurang konsenstrasi
Perhatikan apakah hari ini Anda membuka tiga situs berbeda dalam waktu 5 menit atau berganti-ganti bacaan. Kurang tidur memang membuat kita kesulitan melakukan fokus.

3. Pelupa
Otak memerlukan waktu tidur untuk menyegarkan dan memperbarui diri. Tanpa hal itu, gangguan memori jangka pendek pasti terjadi.
4. "Enggak nyambung"
Tidak bisa mengikuti diskusi karena otak seakan "mampet" merupakan hal yang sering dialami penderita insomnia kronis.
5. Malas
Bila akhir-akhir ini Anda merasa malas saat meeting atau duduk di belakang meja, barangkali penyebabnya bukan karena bosan pada pekerjaan, tetapi karena Anda kurang tidur.
6. Tak enak badan
Sistem kekebalan tubuh diperbaiki dan menjadi kuat kembali saat kita tertidur. Karena itu, mereka yang hobi begadang biasanya lebih mudah terserang flu atau masuk angin. Perkuat sistem imun dengan cara sederhana, tidur 7-8 jam setiap malam.

Tidur Mempengaruhi Umur

Jadikan tidur nyenyak dengan durasi yang cukup menjadi agenda rutin Anda setiap malam agar panjang umur. Berbeda dengan penelitian lain, sebuah studi di AS menyebutkan wanita yang tidur antara 5-6,5 jam setiap malam lebih berpotensi untuk hidup panjang.
Menurut ilmuwan di University of California, San Diego, AS, tidur kurang dari lima jam setiap malam tidak disarankan untuk kesehatan jangka panjang. Sementara itu tidur 8 jam dianggap terlalu banyak.
Para peneliti menganalisa data 459 wanita yang dikumpulkan oleh para ilmuwan antara 1995 dan 1999. Setelah 14 tahun mereka melihat kembali apakah para wanita tersebut masih hidup dan sehat.
Meski masih memerlukan penelitian lanjutan untuk membenarkan hubungan antara tidur dengan usia, para peneliti menemukan bahwa tidur selama 5-6,5 jam saat malam hari sangat erat berhubungan dengan kelangsungan hidup yang baik.
Mengomentari penelitian yang dipublikasikan dalam Journal Sleep Medicine, Dr. Daniel Kripke menyatakan, jumlah waktu tidur secara konsisten berkaitan dengan usia harapan hidup. "Dalam penelitian ini terbukti mereka yang tidur sedikitnya 5 jam setiap malam akan bertahan hidup dalam periode 14 tahun kemudian," katanya.
Sementara itu studi lain yang dilakukan tim peneliti Inggris dan Italia menyebutkan orang yang tidur kurang dari 6-8 jam per hari lebih beresiko mengalami kematian dini. Tim riset meneliti hubungan antara waktu tidur dan tingkat kematian di Inggris, Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Timur. Menurut mereka, berbagai penyebab kematian dini sebenarnya bersumber pada kekurangan waktu tidur atau terlalu lama tidur

7 Kebiasaan Ini Perpanjang Harapan Hidup

sudah siapkah Anda untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi gaya hidup yang sehat?
Berikut ini adalah 7 (tujuh) hal yang harus Anda ketahui dan lakukan untuk memperpanjang harapan hidup:
1. Mengetahui dan mengendalikan kadar kolesterol
Setiap kali mendengar kata kolesterol, yang ada di bayangan kita mungkin sebuah kondisi tersumbatnya aliran pembuluh darah dan operasi by-pass (pada jantung). Tingginya kadar kolesterol merupakan faktor utama pencetus obesitas yang bisa berdampak pada komplikasi penyakit seperti diabetes, jantung, dan stroke. Mengendalikan kadar kolesterol melalui pemeriksaan rutin dan pola diet seimbang adalah langkah bijaksana agar terhindar dari risiko penyakit.
2. Lakukan cek kesehatan
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin penting untuk menghadapi masalah kesehatan yang tak terduga. Semakin dini dideteksi, maka semakin besar pula kesempatan untuk sembuh. Jadi, jangan tunggu sampai sakit baru Anda melakukan pemeriksan. Terlepas dari berapa usia Anda, pemeriksaan medis harus menjadi prioritas, utamanya jika Anda memiliki masalah kelebihan berat badan, merokok atau punya kebiasaan konsumsi alkohol.
3. Ketahui dan kontrol tekanan darah
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah keluhan yang umum dialami baik pria maupun wanita. Masalah hipertensi biasanya rentan diderita oleh individu yang mengalami obesitas, sering stres atau cemas, pencandu alkohol, penderita diabetes, dan perokok. Tidak ada gejala mencolok dari penyakit ini sehingga sebagian besar terjadi tanpa disadari. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah (tensi) minimal sekali dalam kurun waktu tiga bulan. Hipertensi sering dihubungkan dengan stroke, jantung, gagal jantung, dan serangan penyakit ginjal.
4. Hindari makan berlebihan
Ketika seseorang menyukai makanan, mereka akan menganggap makan secara berlebih sebagai suatu yang wajar. Menghindari makan berlebih merupakan strategi yang paling tepat untuk membantu menurunkan berat badan secara alami.
5. Mengelola diabetes
Jika Anda berpikir bahwa diabetes merupakan penyakit orang tua, itu sesuatu yang keliru. Diabetes adalah konsekuensi akibat kelebihan berat badan dan pilihan gaya hidup yang buruk. Kondisi ini dapat terjadi pada individu usia muda 20 tahun. Kabar baiknya adalah penyakit diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan mengikuti gaya hidup sehat, mencakup berolahraga secara teratur, menghindari stres, diet sehat, dan rutin cek kesehatan.
6. Bebas rokok
Merokok meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular 2-4 kali dan memengaruhi organ penting lain di dalam tubuh. Rokok tidak hanya meningkatkan faktor risiko kesehatan pemakainya, tetapi juga memengaruhi orang yang berada di sekitar mereka. Dengan mengurangi faktor risiko karena merokok, 80 persen kematian dini karena masalah jantung dapat dihindari. Tidak hanya itu, Anda juga dapat meningkatkan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
7. Masak sehat
Di tengah banyaknya pilihan makanan siap saji dan junk food di pasaran, tidak ada salahnya Anda belajar dasar-dasar metode memasak yang sehat. Cara yang paling efektif untuk mengelola berat badan Anda adalah melalui memasak makanan sehat yang dibuat di rumah.

Mengapa Ada Orang yang Bisa Berumur 110 Tahun?

Panjang pendeknya usia seseorang memang misteri. Meski begitu kita tetap dapat merawat kesehatan yang dimiliki agar hidup yang dijalani lebih berkualitas dan tentu saja harapannya panjang umu
Sebagian orang yang mampu mencapai usia di atas 100 tahun (supercentanarians) ternyata juga memiliki gen-gen yang mencetuskan penyakit seperti halnya pada populasi umum. Akan tetapi mereka diberkati dengan gen yang bersifat melindungi sehingga mereka bisa berumur panjang.

Kelompok supercentanarians memang langka, jumlahnya hanya satu per lima juta penduduk. Para ilmuwan di Amerika Serikat yakin faktor genetik berperan penting mengapa ada orang-orang yang mampu hidup selama itu.

Dalam riset yang diklaim yang pertama kali ini, para ilmuwan menganalisa seluruh urutan gen pria dan wanita yang hidup sampai usia 114 tahun dan menemukan mereka juga memiliki gen yang berkaitan dengan penyakit seperti orang lain yang hidupnya lebih singkat.

Misalnya saja, para pria berumur panjang tersebut juga memiliki 37 mutasi genetik yang berkaitan dengan risiko kanker kolon.

"Faktanya di usia lebih dini ada hal yang menghalangi terjadinya kanker kolon tersebut sehingga tidak bermanifestasi," kata ketua peneliti Dr.Thomas Perls, direktur New England Centenarian Study.

Sementara itu pada kelompok wanita juga ditemukan berbagai variasi gen yang berkaitan dengan penyakit seperti kanker, Alzheimer dan penyakit jantung. Sebagian menderita gagal jantung dan penurunan kemampuan kognitif, tetapi kondisi itu baru muncul setelah mereka berusia 108 tahun.

"Seperti halnya populasi umum, para centenarian ini juga memiliki gen penyakit. Bedanya mereka memiliki varian gen yang bisa menghentikan munculnya penyakit. Akibatnya penyakit itu tidak jadi muncul atau penyakitnya muncul tetapi tidak ganas dan ada juga yang timbul di akhir usia," kata Perls.

Fungsi Otak Menurun Mulai Usia 45 Tahun

Selama ini, fungsi kognitif otak diyakini mulai berkurang saat seseorang memasuki usia 60 tahun. Namun, penelitian terbaru tim Universitas College London (UCL) menunjukkan, fungsi otak mulai menurun di usia 45 tahun.
Tim meneliti 5.198 pria dan 2.192 wanita pegawai negeri sipil Inggris berusia 45-70 tahun selama tahun 1997-2007. Dari uji memori otak, kemampuan mengingat kosakata hingga kemampuan memahami melalui audio dan visual, terlihat fungsi penalaran turun hingga 3,6 persen pada pria dan wanita berusia 45-49 tahun.
Penurunan terbesar terjadi pada responden pria berumur 65-70 tahun, yaitu 9,6 persen, pada wanita umur sama hanya 7,4 persen. Pemimpin studi dari Pusat Penelitian Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat Perancis, Archana Singh-Manoux, kepada BBC, Jumat (6/1), mengatakan, penelitian ini membuktikan penurunan kognitif selama 20-30 tahun bisa memicu demensia (hilang ingatan). Tingkat demensia akan makin tinggi jika penderita merokok.


”Penting untuk mengidentifikasi faktor risiko sejak dini. Jika gejala penyakit muncul pada usia 50-an tahun tetapi baru diamati pada usia 60-an tahun, sulit membedakan mana sebab dan akibat,” katanya.
Manajer Penelitian Komunitas Alzheimer Inggris Anne Corbett mengatakan, studi UCL yang dimuat dalam British Medical Journal ini menambah debat tentang kapan penurunan kemampuan kognitif otak dimulai.
”Perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana pengukuran kemampuan otak bisa memperbaiki diagnosis demensia,” ujarnya.
Alzheimer alias pikun merupakan penyebab demensia terbesar pada orang tua. Kepala Pusat Penelitian Alzheimer Inggris Simon Ridley mengatakan, meski belum diketahui cara pasti mencegah Alzheimer, gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, makan makanan sehat, serta menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol, dapat mengurangi risiko demensia. (BBC/MZW)