Sabtu, 10 September 2011

MEMBACA DAN MEMAHAMI DIRI SENDIRI

Beberapa tahun lalu, saya pernah membaca buku yang menuliskan sebuah cerita seorang gadis yang baru saja lulus sekolah, mendapatkan pekerjaan sebagai penjual karcis di perusahaan angkutan umum.
Dilihat dari ekspresi wajahnya, nampak sekali dia sangat tidak menyukai pekerjaannya, karena dia hanya menyebutkan nama-nama stasiun seperti robot dan menjual karcis. Sementara itu ada seorang tahanan yang dihukum tiga tahun, tetapi setelah keluar dari penjara, dia membawa sebuah novel Inggris yang telah diterjemahkan.
Saya ingat penulis buku itu mengatakan, gadis itu meski tubuhnya dalam keadaan bebas, tetapi karena dia sangat tidak menyukai pekerjaannya, maka terbentuk belenggu dalam hati seperti dalam penjara! Sedangkan yang satunya lagi meski tubuhnya dikurung dalam penjara, tetapi hatinya merasa santai, tidak terbelenggu dalam penjara, melainkan dipenuhi sinar mentari!

Memang benar, zaman sekarang segala sesuatu semua diukur dengan uang, hingga beredar pepatah seperti ini, “Miskin hingga hanya tersisa uang saja!” Kalau begitu apakah Anda bisa mengatakan bahwa dia benar-benar bahagia?
Seumur hidup manusia yang paling patut disedihkan tak lain adalah tidak memahami diri sendiri! Mungkin banyak orang yang merasakan perkataan ini agak sedikit mengejutkan. Jika seseorang benar-benar mengerti kehidupan ini, mengapa datang ke dunia ini, dan harus bersikap bagaimana memperlakukan diri dalam dunia ini, saya kira meski agak miskin, atau tak seorang pun yang sungguh-sungguh mau menemani kita, juga akan tetap hidup bersahaja dan sangat berarti!
Saat berada di kesunyian malam, mawas pada diri sendiri, di dalam dunia fana yang bagaikan gulungan ombak ini, persoalan mana yang dilakukan oleh watak hakiki diri sendiri? Pernahkah kita benar-benar memikirkan atau melakukan sesuatu demi orang lain?
Proses membaca dan memahami diri sendiri sebenarnya adalah proses timbul kembali watak hakiki kita! Adalah proses pengenalan kembali diri kita dengan pikiran tenang. Dengan demikian akan bisa mengerti makna dan hakikat sebenarnya dari kehidupan diri kita sendiri, baru bisa tidak terlalu banyak bersaing dan berebut demi nama dan keuntungan yang semu itu.
Campakkanlah keterikatan yang ada di luar tubuh kita, baru bisa menemukan bahwa ternyata kehidupan ini bisa dilewatkan dengan lebih berarti!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar